Selasa, 06 Desember 2016

landasan pedagogik

PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salasatu Tugas Mata Kuliah
Landasan Pedagogik
Dosen Pengampu : Prof. Dr. SYAMSU YUSUF LN.
Oleh :

Ahsan Sofyan, S.E., M.Pd
NIM : 1603055





PROGRAM DOKTORAL PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2016
 

BAB I PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan adil serta tidak diskriminatif dengan menjungjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,nilai kultural, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistematik dengan system terbuka dan multimakna. Selain itu dalam penyelenggaraan pendidikan di lakukan dengan suatu proses pembudayaan serta pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran dengan mengembangkan budaya CALISTUNG yaitu membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat, memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. (Hal ini menjadi sebuah prinsip yang wajib dipegang oleh para Penyelenggara Pendidikan. Diadabtasi dari: UU SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003). Manusia adalah mahkluk yang memiliki potensi yang terus berkembang. Potensi yang dimiliki ini terus di asah dan di kembangkan hingga akhirnya manusia mampu mengubah perkembangan zaman dari tradisional hingga zaman yang modern. Manusia terus berpikir dan menghasilkan segala Sesuatu dari apa yang telah ia pikirkan sebelumnya, manusia mendapatkann pengetahuan dari pengalaman terdahulu yang terus di kembangkan. Pengalaman –pengalaman terdahulu ini mampu menjadi sesuatu yang baru dalam hidup manusia. Namun untuk mendapatkan suatu pengetahuan hal tersebut tidak hanya bisa di dapatkan dari pengalaman saja namun juga di dapatkan dari adanya suatu proses pendidikan. Pendidikan yang telah diikuti dengan serius akan menghasilkan suatu pengetahuan, pengetahuan yang didapat dari proses pendidikan itulah yang disebut ilmu, Karena ilmu merupakan obyek utama dari pendidikan. Tanpa ilmu, segala sesuatu tidak dapat berjalan dengan baik. B. Target pembahasan makalah : 1. Pengertian Pendidikan sebagai Ilmu? 2. Teori yang mendasari pendidikan sebagai ilmu? 3. Syarat-syarat Pendidikan sebagai ilmu? 
 BAB II PEMBAHASAN 
A. Pengertian Pendidikan sebagai Ilmu Pendidikan adalah suatu usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat dan lingkungan sekitar. Pada dasarnya, pendidikan erat hubunganya dengan ilmu karena obyek utama dari pendidikan adalah ilmu. Pendidikan merupakan suatu kegiatan mentransfer ilmu pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik. Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta dan teori. Teori mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris yang bisa diverifikasi dan mempunyai tugas menempatan hubungan yang terdapat diantara fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu pengetahuan fakta harus disusun dalam suatu sistem dan diinterpretasikan sehingga tanpa metode tersebut suatu fakta tidak akan bisa menjadi ilmu. Ilmu pengetahuan harus bersifat umum (Universal) artinya kebenaran yang dihasilkan ilmu pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah dan dapat dipelajari atau diikuti secara umum serta dapat diajarkan secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak bersifat rahasia tetapi memiliki nilai sosial sehingga kewibawaan ilmiah didapat setelah hasil itu diketahui, diselidiki dan dibenarkan veliditasnya oleh sebanyak mungkin ahli dalam bidang ilmu tesebut. Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling berkaitan artinya ilmu pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan antara ilmu dan kebudayaan sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan manusia. Misalnya, untuk dapat belajar manusia mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu pengetahuan yang dikenal dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada sebelumnya. Ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari perilaku manusia. Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan dalam sistemmatika ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan. Pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk mempermudah jalannya pendidikan. Selain itu Ilmu pendidikan juga bersifat historis dan rohaniah karena menguraikan teori sistem pendidikan sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada jaman tertentu dan juga karena selalu memandang peserta didik sebagai makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab. B. Teori Yang Mendasari Pendidikan Sebagai Ilmu 1. Ernest E. Bayles (1960 : p.140) mengatakan teori pendidikan adalah berkenaan tidak hanya dengan apa yang ada, bahkan banyak juga dengan apa yang harus ada. Sebagai teori yang dikembangkan secara sadar dalam kaitannya dengan pendidikan, maka teori pendidikan mempnuyai keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan teori penjelas yang seolah memadang teori pendidikan sebagi gejala/fenomena/fakta. Teori pendidikan dikategorikan sebagai teori praktis (practical theory) karena berkaitan antara kegiatan teori dan kegiatan pendidikan. Sependapat dengan hal tersebut, Menurut George F. Kneller (1971 : p.231) kata teori mempunyai 2 makna sentral yaitu: a) Teori dapat menunjuk suatu hipotesis yang telah diverifikasi dengan observasi atau eksperimen, memandang teori dalam artian ini teori pendidikan pengembangan. b) Teori dapat merupakan sinonim umum untuk pemikiran sistematik, memandang teori ini pendidikan telah menghasilkan banyak teori. 2. Driyarkara (1980 : p.66 – 67) : pemikiran ilmiah yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis tentang realitas yang disebut pendidikan. 3. J. Langeveld (1955) : ilmu yang bukan saja menelaah objeknya untuk mengetahui namun juga mempelajari bagaimana hendaknya bertindak. 4. Brojonegoro (1966 : p.35) : ilmu pendidikan yaitu teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan, dalam arti luas ilmu pendidikan yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari persoalan yang timbul dalam praktek pendidikan. 5. Carter V. Good (1945 : p.36) : suatu bangunan yang sistematis mengenai aspek kuantitatif, objektif dan proses belajar, menggunakan instrument secara seksama dalam mengajukan hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman seringkali dalam eksperimental. 6. Imam Barnadib (1987 : p.66 – 67) : ilmu yang membicarkan permasalahan umum pendidikan secara menyeluruh dan abstrak. Ilmu pendidikan bercorak teoritis dan bersifat praktis. Suatu proses mentransfer ilmu yang pada umumnya dilakukan melalui tiga cara yaitu lisan, tulisan dan perbuatan. Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia, bagaimanapun juga disitu ada pendidikan (Dwikarya, 1980 : p.32). Ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan yang sistematis mengenai aspek - aspek kuantitatif dan objektif dan proses belajar, menggunakan instrumen secara seksama dalam mengajukan hipotesis - hipotesis pendidikan untuk diuji dan pengalaman, seringkali dalam bentuk eksperimental. Sependapat dengan hal tersebut diatas menurut Driyarkara (1980: p.66 - 67), Sedangkan menurut M.J Langeveld (1955), paedagogiek (ilmu mendidik atau ilmu pendidikan) adalah suatu ilmu yang bukan saja menelaah obyeknya untuk mengetahui betapa keadaan atau hakiki objek itu, melainkan mempelajari pula betapa hendaknya bertindak. Menurut S. Brodjonagoro (1966: p.35), ilmu pendidikan atau paedagogiek adalah teori pendidikan, perenungan tentang pendidikan. Dalam arti luas paedagogiek adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari soal – soal yang timbul dalam praktek pendidikan. Sedangkan menurut Cater V. Good 1945(dalam; Journal,Stuart A. Anderson.1964), Hasil pendidikan tidak bisa dikontrol dalam jangka waktu yang pendek, seperti eksperimen dalam pertanian atau peternakan. Namun,kita semua yakin seyakin-yakinnya, bahwa hari kemudian suatu bangsa tergantung dari pendidikan, sebab itu teorisasi tentang pendidikan adalah sesuatu yang wajar. Artinya ilmu pendidikan adalah pemikiran ilmiah, pemikiran yang bersifat kritis, metodis dan sistematis) tentang realitas yang di sebut pendidikan (mendidik dan matis) tentang realitas yang di sebut pendidikan (mendidik dan dididik). Kritis berarti bahwa orang tidak menerima saja apa yang ditangkap atau muncul dalam benaknya, tetapi semua pernyataan, semua afirmasi harus mempunyai dasar yang kuat. Orang yang bersikap kritis, ingin mengerti betul (tidak hanya membeo). Metodis berarti bahwa dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu. Sistematis berarti bahwa pemikir ilmiah itu dalam prosesnya dijiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan menyatukan, sehingga pikiran – pikiran dan pendapat - pendapat tidak berhubungan, melainkan merupakan satu kesatuan. Berdasarkan definisi - definisi Ilmu pendidikan yang diutarakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa : a. Ilmu pendidikan adalah ilmu yang menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubung annya dengan pendidikan dalam perpektif yang luas dan integratif. b. Fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan ini bukan hanya merupakan gejala yang melekat pada manusia (gejala yang universal), dalam perpektif yang luas, melainkan juga sekaligus merupakan upaya untuk memanusiakan manusia agar menjadi sebenar-benarnya manusia (insan), yang hal ini secara integratif diperlukan penggunaan berbagai kajian tentang pendidikan (kajian historis, filosofis, psikologis dan sosiolog is tentang pendidikan). Imam Bernadib (1987: p.67), ilmu pendidikan/ paedagogiek adalah ilmu yang membicarakan masalah-masalah umum pendidikan, secara meyeluruh dan abstrak, paedagodiek, selain bercorak teoritis, juga bersifat praktis. Untuk yang teoritis diutamakan hal-hal yang bersifat normative, ialah menunjuk standart nilai tertentu; sedangkan yang praktis menunjukkan bagaimana pendidikan itu harus dilaksanakan. Upaya pendidikan mencakup keseluruhan aktivitas pendidikan (mendidik dan dididik) dan pemikiran yang sistematik tentang pendidikan.Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Dalam pengertian yang lain, analisis adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena) sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal kaitan antarbagian tersebut dalam keseluruhan. Analisis dapat juga diartikan sebagai kemampuan memecahkan atau menguraikan suatu materi atau informasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil sehingga lebih mudah dipahami. Artinya dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sekumpulan aktivitas dan proses. Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat di interpretasikan. Semua bentuk analisis berusaha menggambarkan pola-pola secara konsisten dalam data sehingga hasilnya dapat dipelajari dan diterjemahkan dengan cara yang singkat dan penuh arti. C. Syarat-syarat Pendidikan sebagai Ilmu Pengetahuan Pendidikan dikatakan sebagai Ilmu Pengetahuan itu apabila sudah memenuhi kriteria atau persyaratan ilmu pengetahuan yang ada pada umumnya serta mendapatkan persetujuan antara para ahli ilmu pengetahuan, Syarat Pendidikan dikatakan sebagai Ilmu pengetahuan menurut (Dwi Siswoyo,2015:p.60). Adalah suatu pengetahuan yang disusun secara kritis, metodis dan sistematis yang berasal dari observasi, studi dan eksperimentasi untuk menentukan hakikat dan prinsip – prinsip apa yang dipelajari Suatu kawasan studi dapat tampil atau menampilkan diri sebagai suatu disiplin ilmu, dipenuhi ada 3 syarat yaitu : a) Memiliki objek studi (objek material dan objek formal) Objek material ilmu pendidikan adalah perilaku manusia. Apabila kita pelajari perilaku manusia sebagai makhluk yang hidup dalam masyarakat maka perilaku itu disamping dapat dilihat dan segi ilmu pendidikan juga dalat dilihat dan segi – segi yang lain seperti segi psikologis, sosiologis, antropologis. Objek formal ilmu pendidikan adalah menelaah fenomena pendidikan dan semua fenomena yang ada hubungannya dengan pendidikan dalam perspektif yang luas dan integratif. Jadi, yang membedakan satu ilmu dan ilmu yang lain adalah objeknya.Objek formal adalah objek material yang disoroti oleh suatu ilmu,sudut pandang tertentu yang menentukan macam ilmu. b) Memiliki sistematika Secara teoritik, sistematika ilmu pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga segi tinjauan, yaitu : Melihat pendidikan sebagai gejala manusiawi, dengan melihat pendidikan sebagai upaya sadar, sekaligus upaya sadar dengan mengantisipasi perkembangan sosio budaya di masa depan. c) Syarat ketiga yaitu ilmu harus memiliki metodologi tetentu. Syarat ketiga ini sebenarnya erat sekali hubungannya dengan syarat kedua sebab teratur tidaknya dari hasil penyelidikan tergantung kepada cara-cara mengaturnya, yang mana hal ini termasuk lapangan/ bagian metodologi. Menurut (Mub, Said, 1989;Soedomo, 1990: p.46 – 47) : Syarat yang ke tiga Memiliki Metode – metode yang dapat dipakai untuk ilmu pendidikan sebagai berikut; 1) Metode Normatif Metode normatif berkenaan dengan konsep manusia yang diidealkan yang ingin dicapai oleh pendidikan. Metode ini juga membawa pertanyaan yang berkenaan dengan masalah nilai baik dan nilai buruk. 2) Metode Eksplanatori Metode eksplanatori bersangkut paut dengan pertanyaan tentang kondisi dan kekuatan apa yang membuat suatu proses pendidikan berhasil. Dalam hal ilmu pendidikan mendapatkan bantuan dari berbagai teori tentang pendidikan yang boleh jadi dihasilkan oleh ilmu – ilmu lain. 3) Metode Teknologis Metode teknologis ini mempunyai fungsi untuk mengungkapkan bagaimana melakukannya dalam menuju keberhasilan pencapaian tujuan - tujuan yang diinginkan. 4) Metode Deskriptif – Fenomenologis Metode ini menciba menguraikan kenyataan - kenyataan pendidikan dan kemudian mengklasifikasikan sehingga ditemukan yang hakiki. 5) Metode Hermeneutis Metode ini mencoba menguraikan kenyataan-kenyataan pendidikan yang konkrit dan historis untuk menjelaskan makna dan struktur dari kegiatan pendidikan. 6) Metode Analisis Kritis (Filosofis) Metode ini menganalisis secara kritis tentang istilah - istilah, pernyataan - pernyataan, konsep - konsep dan teori - teori yang ada atau digunakan dalam pendidikan. Syarat lain bagi disiplin ilmu pendidikan adalah memiliki evidensi empiris. Yang dimaksud dengan evidensi empiris adalah adanya kesesuaian (korespondensi) 4 antara konsepsi teoritisnya dengan permasalahan dalam praktek sehingga disamping dapat menjelaskan kasus - kasus yang timbul, juga sekaligus dapat mendukung diaplikasikannya dalam menjawab permasalahan pendidikan di lapangan, dalam lingkup kajian ilmu pendidikan. Ini sesua dengan sifat ilmu pendidikan, yaitu teoritis dan praktis. BAB III PENUTUP 
A. Kesimpulan Pendidikan adalah proses mengubah diri menjadi lebih baik dan dewasa dalam segala urusan dan tanggung jawab melalui pengajaran dan pelatihan. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui dan terus di pelajari serta di kembangkan. Ilmu berrsifat normative maksudnya yaitu bersumber dari norma pandangan hidup, bersifat teoritis maksudnya yaitu membahas teori pendidikan itu sendiri dan bersifat praktis yaitu membahas aplikasi praktik pendidikan. Syarat–syarat berdirinya ilmu pengetahuan adalah ilmu tersebut harus memiliki objek yang jelas, bersifat sistematis dan metodologi tertentu. Cabang ilmu pendidikan yaitu Ilmu pendidikan Teoritis , Ilmu pendidikan sistematis, Sejarah pendidikan, Ilmu perbandingan pendidikan, Ilmu pendidikan praktis. Sedangkaan ilmu bantu pendidikan yaitu Ilmu-ilmu biologi, Ilmu jiwa, Ilmu-ilmu sosial B. Saran Dalam Pelaksanaannya disarankan kepada orang yang membaca makalah ini dalam penerapannya lebih memperhatikan aspek-aspek maupun syarat dalam melaksanakan suatu pendidikan harus memperhatikan cara melaksanakan suatu pendidikan seperti memperhatikan praktek, tujuan dari pendidikan itu sendiri serta memperhatikan psikologisnya sebagai ilmu bantu dalam menyampaikan pendidikan. 
DAFTAR PUSTAKA 
Barnadip, I. Sutari, IB. 1976. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta : Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) – IKIP Yogyakarta. Barnadib, Imam. 1990. Pendidikan Perbandingan Buku Dua.Yogyakarta : Andi Offset. Bayles, Ernes E. 1960. Democratic Educational Theory. New York: Chaps. 10, 11, dan 12. Harper & Row Danim, Sudarman. 2010. Pengantar Kependidikan. Bandung : Alfabeta Driyarkara, N. 1980. Driyarkara Tentang Pendidikan.Volume 1.University of California:Yayasan Karnisius Mustaqim. Dkk. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta M. J. Langeveld, 1975. Beknopte theoretische pedagogiek.Volume 2. Universitas Michigan: Wolters-Noordhoff Purwanto, Ngalim . 2007. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Siswoyo, Dwi. dkk. 2015. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Sudirman, N. dkk. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Stuart A. Anderson. 1964. Journal of experimental education.vol 17. University of California.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Assalamualaykum kang saya mahasiswa pasca UPI 18 ijin copy dan

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons