About

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Berpikir POSITIF, KRITIS, KREATIF,INOVATIF, SOLUTIF...berserah diri pada ALLAH SWT.

talk n think my Blog

Jumat, 29 Juli 2011

Soal UTS Pendidikan Nilai/sem:2

Soal UTS Pendidikan Nilai
1.         Terjadi pereduksian makna nilai akibat perbedaan sudut pandang :
a.        Jelaskan masing-masing sudut pandang tersebut!
JAWABAN :
            Sudut pandang yang digunakan adalah :
1. Reduksi Fenomenologis
Menyingkirkan segala sesuatu yang subyektif. Sikap Kita harus obyektif, terbuka untuk gejala-gejala yang harus “diajak bicara”. Walaupun demikian, fenomen itu memang merupakan data, sebab sama sekali tidak disangkal eksistensinya, hanya tidak diperhatikan. Namun obyek yang diteliti hanya yang sejauh Kita sadari. Hal yang dilakukan oleh Husserl dalam Reduksi Fenomenologis ini adalah:
a. Dengan “mengurung” atau bracketing yaitu meminggirkan keyakinan Kita akan totalitas obyek- obyek dan segala hal yang Kita terlibat dengannya dari pendirian alamiah ataupun bahkan pengalaman Kita tentangnya.
b. Menjelaskan struktur dari apa yang tetap ada setelah dilakukan “pengurungan
2. Reduksi Eidetis
Adalah menyingkirkan seluruh pengetahuan tentang obyek yang diselidiki dan diperoleh dari sumber lain. Maksud reduksi ini ingin menemukan eidos (intisari), atau sampai kepada wesen-nya (hakikat). Karena itu, reduksi ini juga disebut wesenchau, artinya di sini, Kita melihat hakikat sesuatu. Hakikat yang dimaksud Husserl bukan dalam arti umum, misalnya, “manusia adalah hakikatnya dapat mati”, bukan suatu inti yang tersembunyi, misalnya, “hakikat hidup”, bukan pula hakikat seperti yang dimaksud Aristoteles, seperti, “manusia adalah binatang yang berakal”. Hakikat yang dimaksud Husserl adalah struktur dasariah, yang meliputi isi fundamental, ditambah semua sifat hakiki, lalu ditambah pula semua relasi hakiki dengan kesadaran serta objek lain yang disadari. Tujuan sebenarnya dari reduksi adalah untuk mengungkap struktur dasar (esensi, eidos, atau hakikat) dari suatu fenomena (gejala) murni atau yang telah dimurnikan. Oleh karena itu, dalam reduksi eidetis yang harus dilakukan adalah jangan dulu mempertimbangkan atau mengindahkan apa yang sifatnya aksidental atau eksistensial. Dan caranya adalah dengan “menunda dalam tanda kurung”. Dengan reduksi eidetis ini, dimana dalam khayalan semua perbedaan- perbedaan dari sejumlah item dihilangkan sehingga tinggal suatu esensi saja.
3. Reduksi Transendental
Adalah dengan menyingkirkan seluruh reduksi pengetahuan. Segala sesuatu yang sudah dikatakan oleh orang lain harus untuk sementara dilupakan. Kalau reduksi-reduksi ini berhasil, maka gejala tersebut dapat memperlihatkan diri menjadi fenomen. Dalam reduksi yang ketiga ini sudah bukan lagi mengenai objek atau fenomen, tetapi khusus pengarahan intensionalitas ke subjek mengenai akar-akar kesadaran, yakni mengenai kesadaran sendiri yang bersifat transedental. Fenomenologi harus menganalisis dan menggambarkan cara berjalannya.

REF:            Breen K, Plueckhahn V, Cordner SM. Ethics, Law and Medical Practice. St Leonard NSW: Allen & Unwin, 1997

b.        Apa penyebab masing-masing sudut pandang mereduksi makna nilai?
JAWABAN :
1. Reduksi Fenomenologis: penyebabnya ialah keserakahan dan ketidakpuasan manusia akan sumber daya alam. Dalam hal ini, ketidakpuasan dari manusia akan kebutuhan hidup.
2. Reduksi Eidetis : penyebabnya ialah adanya perbedaan-perbedaan manusia dalam menemukan intisari sampai kepada hakikat manusia dapat mati.
3. Reduksi Transendental: penyebabnya ialah ketidaksadaran tentang adanya fenomena-fenomena yang telah diperlihatkan.


c.         Apakah implikasi perbedaan sudut pandang, makna nilai terhadap pengembangan metode pendidikan nilai?
JAWABAN :
Metode pendidikan nilai yang tidak tepat guna akan menjadi penghalang kelancaran jalannya proses pembelajaran, sehingga banyak tenaga dan waktu terbuang sia-sia. Oleh karena itu, metode yang diterapkan oleh seorang guru berdaya guna dan berhasil guna, jika mampu dipergunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dalam pendidikan , metode yang tepat guna adalah metode yang mengandung nilai nilai instrinsik dan ekstrinsik, sejalan dengan materi pelajaran dan secara fungsional dapat dipakai untuk merealisasikan nilai-nilai ideal yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
2.         Perkembangan pendidikan nilai dipengaruhi oleh temuan-temuan dibidang neuro     science:
                                          a.         Apakah temuan neuro science tersebut terhadap pendidikan nilai?
JAWABAN :
Jika ada informasi yang anda terima yg sifatnya ”baru”, maka otak akan mencari arti dari informasi baru tersebut. Dan otak menanyakan, apa itu penting dan bermanfaat bagi kelangsungan hidup. Proses berpikir seperti ini, juga dipelajari oleh bidang Neuroscience.
Neuroscience atau ilmu yang mempelajari mengenai otak dan seluruh fungsi-fungsi syaraf belakangan ini telah berkembang menjadi Neuropsikiatri dan Neurobehaviour (penggabungan antara perilaku dan fungsi otak). Penggabungan ini didasari karena otak merupakan sumber dari pemikiran. Reaksi-reaksi diotak yang disebut Neurochemistry, Neurohormonal, Neuromekanikal merupakan sumber reaksi yang menggerakan otak kita untuk berfikir. Neuroscience disebut sebagai ilmu otak, karena mempelajari seluruh proses berfikir, sedang proses berfikir itu sendiri terkait ilmu pengetahuan, perilaku, attitude (tindakan) yang sangat luas cakupannya.

Tugas dari ilmu neuroscience (ilmu tentang otak) adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang aktivitas yang terjadi di otak. Bagaimana otak yang tersusun dari jutaan sel-sel saraf individu itu bisa menghasilkan perilaku dan bagaimana sel-sel ini juga terpengaruh oleh kondisi lingkungan
                                          b.         Mengapa kecerdasan sosial perlu diperhitungkan dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik?
JAWABAN :
Ø  Dengan kecerdasan social atau keterampilan sosial yang tertanam dalam peserta didik  dapat menjadi pijakan, apabila tujuannya mengalami hambatan atau menghadapi masalah dengan orang lain. Keterampilan tersebut juga bermanfaat, ketika keinginannya ada rintangan atau dirinya sedang punya masalah dengan orang atau kelompok lain. Dia akan mengobservasi, mengamati,  dan mencari tahu berkaitan dengan problem yang sedang dihadapinya. Hasil dari pencariannya tersebut, dapat menjadi pondasi untuk menentukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah.
Ø  Setelah ditemukan strategi efektif untuk memecahkan masalah, lalu  dikomunikasikan kepada  orang lain dengan empati. Dari proses ini dapat terjalin hubungan interpersonal mendalam yang bisa membuka sekat-sekat perbedaan, membincangkan berbagai masalah dari hati ke hati, mencari jalan terbaik yang memberi kemaslahatan semua pihak, dan   luwes menerapkan pola yang sudah ditemukan untuk menyelesaikan masalah dengan disesuaikan pada situasi. Apabila upaya ini diterapkan, tentu akan menghasilkan kedamaian dan kesantunan dalam menyelesaikan setiap persolaan.
Ø  Dengan kecerdasan sosial menjadi solusi untuk menyelesaikan masalah, perlu ada gerakan memahamkan, membudayakan, dan mengimplementasikan kecerdasan sosial di tengah-tengah komunitas masyarakat. Untuk mewujudkan gerakan tersebut, diperlukan  sumbangsih dari berbagai elemen masyarakat.
REF:           Goleman, Daniel (2007), Social Intelligence: Ilmu Baru tentang Hubungan Antar Manusia, PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

                                           c.         Mengapa empati dan kepedulian sosial merupakan kunci utama agar seseorang mampu berprilaku sosial?
JAWABAN :
Karena, Empati merupakan bagian penting dari social competency (kemampuan sosial).Empati juga merupakan salah satu dari unsur-unsur kecerdasan sosial. Ia terinci danberhubungan erat dengan komponen-komponen lain, seperti empati  dasar,penyelarasan, ketepatan empatik dan pengertian sosial. Empati dasar yakni memiliki perasaan dengan orang lain atau merasakan isyarat-isyarat emosi non verbal. Penyelarasan yakni mendengarkan dengan penuh reseptivitas, menyelaraskan diri pada seseorang. Ketepatan empatik yakni memahami pikiran, perasaan dan maksud orang lain dan pengertian sosial yakni mengetahui bagiamana dunia sosial bekerja (Goleman, Daniel, 2007 :114)
Sementara itu, secara sederhana menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati adalah kemampuan seseorang dalam ikut merasakan atau menghayati perasaan dan pengalaman orang lain. Seseorang tersebut tidak hanyut dalam suasana orang lain, tetapi memahami apa yang dirasakan orang lain itu.
Dengan demikian penekanan empati tersebut menyatakan bahwa kemampuan menyelami perasaan orang lain tersebut tidak membuat kita tenggalam dan larut dalam situasi perasaannya tetapi kita mampu memahami perasaan negatif atau positif seolah-olah emosi itu kita alami sendiri (resonansi perasaan). Kemampuan berempati akan mampu menjadi kunci dalam keberhasilan bergaul dan bersosialisasi di masyarakat.

REF:       Frieda Mangunsong, 2010). dalam Menanam Empati Menumbuhkan Kecerdasan, http://www.carisuster.com/artikel/7-inspired-kids/51-menanam-empatitumbuhkan-kecerdasan















3.         Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai dan prilaku seseorang adalah informasi:
                                        a.           Bagaimanakah proses sebuah informasi sehingga menjadi sikap nilai seseorang?
JAWABAN :
Proses Informasi Menjadi Prilaku
- Kualitas pesan
- Penyampai pesan
- Alat bantu

 
 
 



- Valensi
- Kepentingan
- Kecenderungan

 
Attitude
 
 
 


- Pancasila ( Universal )

 
Value
 
 
 



 






                                        b.           Bagaimanakah proses nilai menjadi karakter dan kepribadian seseorang?
JAWABAN :
Proses Internalisasi Nilai menjadi Karakter

 
















                                        c.           Mengapa faktor pertemanan terutama dengan teman sebaya harus menjadi perhatian dalam pendidikan nilai?
JAWABAN :
Ø  Menurut Ahmadi,(2004), Kelompok teman sebaya merupakan factor penting, mengingat , semakin dominannya peran kelompok sebaya daripada orang tua pada usia-usia remaja atau menjelang dewasa, disbanding masa-masa sebelumnya.
Ø  Pertemanan teman sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu lingkungan tempat bersosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang diterapkan oleh orang tua, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat dalam rangka menemukan jati dirinya. Namun apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya adalah nilai yang negative, maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwanya. (Kartono,2006)
Ø  Kuatnya pengaruh teman sebaya juga merupakan akibat melemahnya ikatannya dengan orang tua, Sekolah dan norma-norma konvensional (Sihite,2007). Selain itu banyaknya waktu yang diluangkannya diluar rumah bersama dengan teman-teman sebayanya dari pada orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya teman sebaya.
Ref :                Ahmad, 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta:PT. Rineka Cipta
Kartono,K. 2006. Patologi Sosial II :Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
4.         Jelaskan arti istilah di bawah ini etika, estetika, logika,moral, nilai, dan agama sebagai sumber untuk pengembangan pendidikan nilai moral dan karakter?
JAWABAN :
Ø  Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.
Ø  Kata estetika berasal dari kata Yunani aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste.
Dalam prosesnyan Munro mengatakan bahwa estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera, tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman, imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang kita sebut keindahan.
Ø Secara etimologis, logika adalah istilah yang dibentuk dari kata logikos yang berasal dari kata benda logos. Kata logos berarti: sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal (fikiran), kata, atau ungkapan lewat bahasa. Kata logikos berarti mengenai sesuatu yang diutarakan, mengenai suatu pertimbangan akal, mengenai kata, mengenai percakapan atau yang berkenaan dengan ungkapan lewat bahasa. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa logika adalah suatu pertimbangan akal atau pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika disebut logike episteme atau dalam bahasa latin disebut logica scientia yang berarti ilmu logika.
Ø stilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.
Ø Nilai adalah asumsi abstrak yang sering tidak dsadari tentang apa yang benar dengan apa yang penting. Nilai juga merupakan petunjuk umum yang berlangsung lama dan mengarah pada tingkah laku serta kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
Ø Agama adalah berdasarkan Sansekerta yang menunjukkan adanya keyakinan manusia berdasarkan Wahyu Illahi dari kata A-GAM-A, awalan A berarti “tidak” dan GAM berarti “pergi atau berjalan, sedangkan akhiran A bersifat menguatkan yang kekal, dengan demikian “agama: berarti pedoman hidup yang kekal”

5. Etika adalah filsafat moral dan filsafat tingkah laku:
a.        Jelaskan makna etika menurut arti etimologis dan terminologis!
JAWABAN :
Ø Secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Ø Secara terminologis Terminologi etika berasal dari bahasa Yunani “ethos”. Artinya: “custom” atau kebiasaan yang berkaitan dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Etika berbeda dengan etiket.Jika etika berkaitan dengan moral, etiket hanya bersentuhan dengan urusan sopan santun. Belajar etiket berarti belajar bagaimana bertindak dalam cara-cara yang sopan.

b.        Jelaskan makna etika menurut pemahaman sosiolog!
JAWABAN :
                                   Menurut pemahaman Sosiolog, Etika adalah dipandang sebagai adat istiadat,kebiasaan dan budaya dalam  berperilaku.
c.         Jelaskan makna etika bagi praktisi profesional termasuk dokter!
JAWABAN :
Etika profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etika kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter.
Etika kedokteran yang mencantumkan juga kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku profesinya. Etika yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin profesi yang bersifat administratif.
REF :                   Beauchamp TL and Childress JF. Principles of Biomedical Ethics. 3rd ed. New York: Oxford University Press, 1989.
6. Asas-asas etika
                                        a.           Sebutkan dua teori etika klasik yang paling terkenal?
JAWABAN :
  Teori etika adalah Kerangka untuk berpikir tentang apakah suatu perbuatan dapat diterima dinilai dari pendekatan moral.
  Dua teori etika klasik yang  paling terkenal adalah Utilitiarisme dan Deontologi.       1. Teori utilitiarisme menilai baik-buruknya suatu tindakan dari hasil atau dampak tindakan itu. Jika hasilnya baik (the greatest good for the greates number), secara moral tindakan itu adalah baik. 2. Teori Deontologi berkata lain ; lakukan kewajiban (Deon = Kewajiban), jangan lihat hasil atau dampaknya.
  b. Sebutkan dua asas etika?
JAWABAN :
            Asas-asas etika : Penerapan teori-teori etika dalam praktek. Dua asas etika klasik adalah beneficence (kewajiban untuk berbuat baik) dan normaleficence (kewajiban untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan oranglain). Dua asas etika kontemporer adalah menghormati manusia (respect for reason) dan keadilan (justice).
c. Sebutkan pula dua asas etika kontemporer?
JAWABAN :
Dua asas etika kontemporer adalah menghormati manusia (respect for reason) dan   keadilan (justice).
REF:                 Suparlan, Suharto. , 2005. Dasar Filsafat Manusia. Jogjakarta : Ar.Ruzz Media
  http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-deontologi/
7. Jelaskan hubungan antara etika dan moral dengan jiwa dan pribadi manusia.
JAWABAN:
·         Etika sendiri memiliki makna suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral.
·         Sedangkan Moral : Integritas dan martabat pribadi manusia.
Ø  Moral dan etika sangat erat hubungannya. Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip moralitas.
Pada hakikatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak usaha untuk menggolong-golongkan nilai tersebut dan penggolongan tersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut pandang dalam rangka penggolongan tersebut.
·         Ibnu Sina mendefinisikan ruh sama dengan jiwa (nafs). Menurutnya, jiwa adalah kesempurnaan awal, karena dengannya spesies menjadi sempurna sehingga menjadi manusia yang nyata. Jiwa (ruh) merupakan kesempurnaan awal, dalam pengertian bahwa ia adalah prinsip pertama yang dengannya suatu spesies menjadi manusia yang bereksistensi secara nyata. Artinya, jiwa merupakan kesempurnaan awal bagi tubuh. Ibnu Sina (370-428 H/980-1037 M)
·         Arti Pribadi menurut istilah ialah manusia mandiri dalam menentukan kehendaknya, menentukan sendiri setiap perbuatannya dalam pencapaian kehendaknya.
Ø  Seperti hubungan antara “jiwa dan raga”, kedudukannya sebagai individu dan anggota masyarakat juga berada didalam suatu struktur kesatuan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manusia adalah makhluk individu yang memasyarakat dan sekaligus makhluk social yang mengindividu.Mentalitas seseorang dapat menjadi sumber yang berpengaruh kuat terhadap perkembangan mentalitas masyarakatnya dan masyarakat sendiri dapat memberikan kontrol terhadap dinamika mentalitas seseorang.
REF :                                  
Burhanudin, Salam. 1988. Filsafat Manusia Antropologi Metafisika. Jakarta : Bina Aksara
Leahy, Louis. 1993. Manusia, Sebuah Misteri. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Ricoeour, Paul. 1982. Hermeneutics and Human sciences. London : Cambridge University Press

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons