About

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Berpikir POSITIF, KRITIS, KREATIF,INOVATIF, SOLUTIF...berserah diri pada ALLAH SWT.

talk n think my Blog

Jumat, 29 Juli 2011

HAKIKAT MANUSIA

HAKIKAT MANUSIA
Kita masing masing lahir sebagai  manusia yang hidup di tengah tengah pergaulan manusia. Namun demikian, kita juga tidak mengenal secara rinci karakter manusia itu.ungkapan “tidak ada manusia yang sama” meskipun mereka lahir kembar. Apalagi jika diingat manusia itu jumlah nya miliaran. Walaupun begitu, manusia sebagai makhluk hidup yang ada di tengah tengah manusia lain (lingkungan sosial), dalam konteks budaya (lingkungan budaya) dan alam semesta(lingkungan alam), di samping memiliki sifat sifat yang berbeda, juga memiliki hal hal yang sama selaku manusia, makhluk hidup,bagian dari alam serta ciptaan Al Khalik. Persoalan pokok itulah yang menjadi inti pembahasan pada bab ini.
1.      Paradigma Manusia sebagai Suatu Fenomena
Manusia sebagai suatu fenomena, dapat dikatakan sama dengan makhluk lain sebagai
fenomena, khususnya sama dengan makhluk hidup. manusia tunduk kepada hukum alam (sunatullah),mengalami kelahiran, pertumbuhan, per-kembangan, mati, dan seterusnya. Namun demikian, manusia di sebut manusia karena memiliki kelainan hakiki yang berbeda dengan makhluk lain, khususnya dengan makhluk hidup. Al akli yang dikaruniakan Al khalik kepada manusia, menjadi kunci utama perbedaan manusia dengan makhluk hidup non-manusia. Meskipun menurut sejarah kehidupan, manusia itu merupakan makhluk hidup yang termuda, ia telah membawa perubahan ruang muka bumi yang sangat berbeda dengan keadaan sebelum makhluk yang disebut manusia lahir. Untuk mencitrakan di mana posisi manusia selaku makhluk itu adanya di tengah-tengah makhluk hidup lainnya, marilah kita telaah bagan I .
            Manusia sebagai ciptaan Al Kholik, tidak dapat ditelaah hanya sebagai fenomena alam semata mata, dan sebagai makhluk yang berakal juga tidak dapat di telaah hanya sebagai fenomena budaya. Dalam diri manusia selaku makhluk, melekat fenomena alam dan juga penomena budaya. Hal inilah yang menjadi keunikan manusia.
            Sebagai individu,manusia merupakan kesatuan jasmani dan rohani yang mencirikan otonomi dirinya. Dalam proses pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani, manfaat kemampuan nya secara alamiah bagi kepentingan individu sendiri. Namun dalam konteks sosial selaku makhluk sosial pertumbuhan dan perkembangan individu tersebut pemanfaatannya tidak hanya untuk kepentingan pribadi, melainkan juga untuk kepentingan bersama, kepentingan masyarakat. Bahkan pertanggungjawaban prilaku dirinya,juga tidak hanya tertuju kepada individu yang bersangkutan, melainkan juga tertuju kepada masyarakat.
Bagan 1 :
TEMPAT KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI FENOMENA
DI TENGAH-TENGAH MAKHLUK LAIN

                                               
AL KHALIK
Mahluk
Bernyawa
Tak Bernyawa
Non Manusia
Manusia
Individu
Mahluk Sosial
Mahluk Budaya
Fenomena ALam
Sistem Alam
Sistem Budaya
 








                                                                                                                                                                                















                Manusia sebagai makhluk hidup yang dikaruniai akal-pikiran yang berkembang dan dapat dikembangkan, juga mendapat julukan sebagai makhluk budaya. Keunikan ini telah membawa pertumbuhan dan perkembangan manusia yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya,bahkan juga perkembangan ruang muka bumi yang menjadi tempat hidup serta sumberdaya yang menjaminnya.  Oleh karena itu, perilaku manusia ini menuntut tanggung jawab terhadap budaya yang menjadi bagian dari kehidupan manusia sendiri.
            Dalam sistem alam, manusia merupakan bagian dari alam yang berinteraksi dengan alam sebagai lingkungannya. Dengan kata lain, pada sistem alam ini manusia ada dan hidup dalam “lingkungan alam”. Manusia di tuntut tanggung jawabnya terhadap lingkungan tadi.
            Selanjutnya, dalam sistem budaya selain manusia berkreasi dalam mengembangkan akal-pikiran nya yang menghasilkan kebudayaan, manusia juga berinteraksi dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia sebagai makhluk budaya, tidak dapat melepaskan diri dari konteks budaya yang mempengaruhi,membatasi, dan bukan mengembangkan kehidupannya sendiri. Manusia selain hidup dalam “lingkungan budaya”, juga berinteraksi dengan lingkungan tersebut. Daari hasil interaksi ini, membawa dampak keruangan dan tata ruang muka bumi seperti y6ang kita alami dewasa ini.
            Pada proses sosial dalam bentuk interaksi sosial, manusia tidak terlepas dari konteks sosial yang disebut “lingkungan sosial”. Lingkungan yang terakhir ini besar sekali pengaruh nya terhadap pembentukan pribadi individu. Ungkapan vonis sehari-hari di masyarakat, misal nya seperti istilah “ salah lingkungan”, jelas ditujukan kepada lingkungan sosial. Ke dalam lingkungan sosial ini termasuk keluarga, teman sepermainan, para tetangga, dan demikian seterusnya.
            Untuk memahami manusia selaku individu, selaku pribadi, dan selaku anggota masyarakat, kita dituntut memahami serta menelaah latar belakang kehidupan manusia mulai dari lingkungan sosial, lingkungan budaya, sampai lingkungan alamnya. Berkaitan dengan hal tersebut, kita dituntut pula memahami dan menelaah proses yang terjadi pada diri manusia dalam konteks sosial, budaya, dan lingkungan hidupnya. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan telaahan pada bab-bab selanjutnya. Untuk hal tersebut, marilah kita terus berdiskusi.

2.      Keutuhan Manusia dalam Konteks Alam Semesta
Sekarang, marilah kita melakukan penelaahan yang lebih mendasar tentang hidup dan
Kehidupan,khusus nya hidup dan kehidupan umat manusia. Telah cukup lama para pakar di bidang biologi dan kebumian melakukan penelaahan tentang hidup dan kehidupan di alam semesta, khususnya di planet bumi tempat hunian manusia. Namun selama itu pila kita manusia belum memperoleh kepastian bagaimana sesungguhnya hidup dan kehidupan itu terjadi. Persoalan itu merupakan “rahasia” yang wajib kita telusuri sesuai dengan sikap ilmiah dan keimanan terhadap Al Khalik Maha Pencipta. Kita selaku umat yang dikaruniai akal-pikiran, wajib mengungkapkan “rahasia” tadi secara berkesinambungan dalam rangka lebih memahaminya dan makin mendekatkan diri dengan Al Khalik yang menjadi kunci rahasia tersebut.
            Dalam menelaah hakikat hidup dan kehidupan,telah berkembang berbagai teori tentang terjadinya kehidupan. Teori-teori itu meliputi teori generasi spontan, teori penciptaan khusus, teori kosmozoik, dan teori naturalistik (Storer,Usinger, 1957:205-206. Secara singkat teori tersebut akan diketengahkan berikut ini:
a.       Teori Generasi Spontan   
Teori generasi spontan berkembang atas dasar “keyakinan” bahwa kehidupan secara
berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (from noliving materials by spontaneous generation). Secara spontan, tanpa sesuatu sebab apapun, kehidupan tersebut terjadi. Berdasarkan bukti percobaan-percobaan yang telah dilakukan teori atau “keyakinan” tersebut sukar diterima. Dari percobaan yang telah dilakukan, dari bahan –bahan tak bernyawa sama sekali tidak dapat dihasilkan  makhluk hidup. Tanah dalam arti material anorganik murni.tidak dapat (tidak mampu) menghasilkan makhluk hidup. Hakikatnya, tanah itu dihuni oleh jasad-jasad renik (mikro organisme) seperti bakteri dan virus serta jasad-jasad hidup yang lebih besar (jamur, cacing, serangga, dan lain-lain). Organisme di dalam tanah, merupakan lingkungan biotik yang menjadi hakikat berkembangan kehidupan.
            Secara spontan tanpa adanya lingkungan biotik, kehidupan tidak mungkin terjadi. Kecuali atas Kehendak-Nya. “Dia-lah yang menghidupkan dan mematikan, apabila Dia menetapkan sesuatu urusan, maka Dia hanya berkata kepadanya,”jadilah, maka jadilah ia” (Qs.Al Mu’min:68). Terjadinya hal yang demikian bukan berarti spontan tanpa sebab, teteapi atas perkenan dan kehendak-Nya.


b.      Teori Penciptaan Khusus
teori penciptaan khusus dilandasi oleh kepercayaan orang primitifbahwa “Hidup dan
kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural”. Penciptaan tersebut terjadi, baik hanya satu kali ataupun berulang-ulang dengan interval tertentu melalui species yang terpisah-pisah. Kepercayaan atas penciptaan khusus ini hanya berkembang sangat terbatas pada kelompok orang yang pemikirannya masih sederhana.

c.       Terori Kosmozoik
Menurut teori kosmozoik, protoplasma dalam bentuk unsur kehidupan yang sangat
Sederhana, “mungkin” telah sampai ke planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam raya atau ruang angkasa. Dari peristiwa itulah, berkembang kehidupan di muka bumi ini.
            Namun, menurut perhitungan, kondisi ruang antarbintang (interstellar) yang bersuhu ekstrem sangat dingin, kering, dan radiasi yang mematikan, tiadalah memberikan kemungkinan perkembangan protoplasma sebagai unsur kehidupan. Oleh karena itu, bagi kehidupan yang aktual dewasa ini, teori kosmozoik ini sukar dapat di terima.
d.      Teori Naturalistik
Menurut hasil kajian para pakar kebumian (geosciences), alam raya berasal dari kabut pijar Berpilin. Dalam jangka miliaran sampe triliunan tahun yang telah lampau, melalui evolusi kosmik terjadi penurunan suhu yang disertai juga pemisahan material yang membentuk kelompok-kelompok benda langit yang disebut rasi bintang, tata surya, planet, satelit, komet, dan seterusnya. Salah satu kelompok bintang itu adalah Bima Sakti ( Milkway . di dalam Bima Sakti tersebut terdapat salah satu tata surya, yaitu tata surya tempat Planet Bumi. Yang kita huni dengan Matahari sebagai inti peredarannya.
            Menurut para pakar astronomi, Bumi kita berasal dari bagian kabut pijar matahari yang lepas, dan dalam waktu miliaran sampai triliunan tahun membentuk diri sebagai benda langit yang disebut planet Bumi. Selanjutnya melalui proses evolusi geologi, dalam waktu miliaran tahun, di planet Bumi ini terjadi penurunan suhu, pembentukan kelembaban udara, sehingga terbentuk kondisi udara yang serasi untuk habitat kehidupan. Pada proses selanjutnya terbentuk unsur-unsur kimia yang merupakan paduan substansi tak hidup ( non-living subtances ). Dalam kondisi yang memungkinkan, dari subtansi tadi terjadi langkah vital molekul protein yang mampu mengembangkan diri sendiri. Molekul protein yang juga disebut protoplasma kemudian membentuk kesatuan (sel ) yang terdiri atas bagian-bagian yang berbeda-beda ( diferensiasi ) yang selanjutnya menjadi cikal-bakal tumbuh-tumbuhan dan hewan.
            Menurut hasil kajian, “materi kehidupan pertama”  menggunakan bahan anorganik sebagai bahan dasar makanan seperti yang dilakukan oleh bakteri ototropik yang membentuk makanan sendiri. Dengan tumbuh dan berkembangnya hijau daun (klorofil), organisme seperti alga hijau yang terdiri atas satu sel, melakukan proses fotosintesis dengan bantuan energi matahari membentuk (memproses) makanan sendiri. Bahan ini menjadi makanan organisme heterotropik yang berkarakter hewan pertama disebut protozoa yang sangat sederhana. Pada tahap selanjutnya, protozoa itu membentuk agregasi sel berupa lapisan kehidupan yang makin kompleks dan diferensiasi yang mencirikan tingkat organisme yang lebih tinggi derajat nya. Teori dan konsep naturalistik ini ditunjang oleh penelaahna mutakhir tentang perkembangan serta kehidupan virus (ukurannya sangat kecil kira-kira 10 sampai 300 milimikron); hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron. Virus ini merupakan penyebab berbagai penyakit, termasuk AIDS.
            Dewasa ini berbagai jenis virus dapat dibentuk menjadi kristal yang seolah-olah seperti bahan anorganik. Sebagai contoh virus mozaik tembakau dapat diuraikan menjadi dua bagian yang seolah-olah “tidak hidup” yaitu protein dan inti asam (nucleiacid), yang jika dipadukan kembali memperlihatkan karakter kehidupan yang menyebabkan infeksi pada tembakau.
            Singkatnya, menurut teori naturalistik, secara bertahap kehidupan itu terjadi setelah suasana lingkungan membentuk habitat dengan segala unsurnya kemudian, makhluk hidup secara bertahap pula, dan berkesinambungan berkembang, mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks-sempurna seperti yang kita saksikan dewasa ini.
Yang tetap menjadi  “rahasia” tak terpecahkan yaitu mengenai unsur “nyawa” atau unsur ”hidup” itu dari mana dan bagaimana.mengenai proses, seperti yang telah diuraikan secara sederhana dapat ditelaah dan di deteksi, namun mengenai “nyawa” tadi tetap tidak terpecahkan atau bahkan tidak akan mungkin terpecahka. Atas dasar keyakinan dan keimanan, kita berucap, “ hanya Al Khalik Maha Pencipta yang mengetahuinya.”
            Mengenai manusia yang telah menjadi pengetahuan kita sebagai makhluk hidup yang paling sempurna tentu ada perjalanan sejarah yang “paling akhir” dari perkembangan, setelah Al Khalik menyediakan segala sumberdaya menjamin kebutuhan hidup makhluk yang di sebut manusia tadi. Kita selaku makhluk yang beriman, bertakwa, dan merupakan bangsa ber-Pancasila, dari telaah ini wajib mempertebal IMTAK ( iman dan takwa ) kita bahwa Al Khalik-lah Yang maha Segala-galanya. Eksistensi manusia di ruang muka bumi ini lahir setelah segala sumberdaya disediakan oleh-Nya.
            Dari uraian yang telah disampaikan di atas, selanjutnya timbul pertanyaan dalam diri kita, “kapandan dimana kehidupan itu dimulai ?” Jawabannya dapat diikuti melalui pembahasan singkat di bawah ini.
            Berdasarkan hakikat dasar (basic nature), organisme tingkat rendah dan yang paling sederhana itu bersifat akuatik dan marin ( aquatic and marine ) yang sel-selnya terdiri atas cairan yang mengandung garam ( NaCl dan lain-lain ), diperkirakan sangat kuat bahwa tempat awal kehidupan itu adalah samudra (oceans) atau setidak-tidak nya “lingkungan kelautan”. Berdasarkan hasil analisis bio-arkeologi, juga ditemukan bahwa fosil binatang yang paling tua semuanya didapat pada batuan di dasar laut atau batuan yang asalnya dari laut. Selanjutnya secara bertahap dan berkesinambungan, berbagai organisme dari laut itu menyebar ke perairan air tawar, yang kemudian juga ke daratan serta sebagian lagi kembali ke perairan laut. Berdasarkan analisis diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kehidupan awal berasal dari laut ( samudra )atau paling tidak di lingkungan kelautan.
            Menurut para pakar kebumian yang dituangkan dalam sejarah geologi, Planet Bumi kita ini  mulai 4.800.000.000 tahun yang lampau. Batuan di muka bumi yang paling tua ( Arkeozoikum ) berumur kira-kira 1.500.000.000 tahun, dan batuan yang berisi sisa-sisa kehidupan pertama (Kambrium) kira-kira berumur 500.000.000 tahun yang telah lampau. Sejak masa itu telah terjadi pengelompokan binatang yang juga telah berdiferensiasi. Sedangkan kehidupan sesungguhnya diperkirakan dimulai 1.000.000.000 tahun yang lalu. Berkenaan dengan dimulainya kehidupan ini tidak ada kesimpulan yang benar-benar meyakinkan. Oleh karena itu, kondisi kehidupan yang cocok bagi keberadaan makhluk di Planet Bumi wajib ditelaah lagi secara  berkesinambungan di tempat yang menunjukan tanda-tandanya. Sedangkan semua “rahasia” ini hanya Al Khalik Yang Maha Pencipta mengetahuinya.
            Allah berfirman,”Hai adam, beritahulah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman, “bukankah sudah kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyika.” (Qs.Al Baqarah:33).

            Kita selaku umat yang beriman wajib menggali pengetahuan dan ilmu sebanyak-banyaknya, khususnya berkenaan dengan hidup dan kehidupan, serta lebih khusus lagi hidup dan kehidupan manusia. Kita bebas berteori, namun teori itu jangan keluar dari keyakinan kita selaku makhluk yang diciptakan Al Khalik. Betapapun luasnya ilmu yang kita miliki,hanyalah merupakan setetes air di tengah-tengah samudra “rahasia” dan ilmu yang dikuasai oleh Al Khalik yang Maha Mengetahui segala-galanya. Penciptaan alam semesta dengan hidup dan kehidupannya ada dalam kekuasaan Al Khalik.
            Selanjutnya, dimanakah kehidupan kita manusia di alam raya atau jagat raya ini ? marilah kita simak bagan berikut ini:


















Bagan 2 :
KEDUDUKAN MANUSIA DIALAM RAYA
ALAM RAYA
BELUM DIKETAHUI BATASANNYA
KESATUAN KELOMPOK-KELOMPOK  BINTANG
Bagian mahluk hidup penghuni biosfer


SUSUNAN BENDA LANGIT BAGIAN GALAKSI,MATAHARI SEBAGAI PUSAT PEREDARAN
Penghuni Biosfer
PUSAT PEREDARAN TATA SURYA
Anggota tata Surya
Satu planet dari tata surya kita
Bagian Bumi yang Menjadi Habitat kehidupan,kira-kira  1/550 bagian Bumi       
11
Galaksi bima sakti
Galaksi lain
Matahari Kita
Planet
BUMI
Biosfer
Mahluk Hidup
Manusia
Tata Surya
Galaksi lain
 

















Di sinilah kedudukan  ilmu yang kita pelajari,kedudukan rahasia alam yang kita kaji, untuk lebih mendekatkan diri kepada Maha Penciptaan, dan untuk lebih mempertebal IMTAK kepada-Nya.
            Memperhatikan bagan 2 di atas, ternyata pengetahuan manusia yang berkenaan dengan alam raya ini masih terbatas. Buktinya, dimana batas alam raya ini,belum ada yang mengetahuinya. Padahal, menurut keimanan kita, tiap mahluk, dalam hal ini alam raya,pasti ada batasnya. Yang tidak ada batasnya hanyalah Al Khalik Maha Pencipta. Dalam konteks alam raya, kita manusia hanya merupakan titik yang sangat kecil. Biosfer saja yang menjadi habitat kehidupan manusia hanya kira-kira 1/550 bagian dari bumi. Oleh karena itu kita dapat menyombongkan diri sebagai penguasa alam. Kita hanya diberi tugas sebagai khalifa dimuka bumi ini (Al Quran, surat Al Baqarah, ayat 30), bukan sebagai penguasa. Selanjutnya kapan dan dimana manusia itu lahir kita akan melihat hasil penelitian para pakar di bidng kebumian. Mereka, menurut hasil analisis tersebut dinyatakan bahwa kelompok kecil manusia pertama muncul kira-kira antara satu atau dua juta tahun yang lampau di benua Afrika, yang selanjutnya menyebar keseluruh muka bumi. Akal pikiran yang termanifestasikan dalam bentuk kebudayaan menjadi pencerminan bahwa perkembangan dan pertumbuhan hidup serta kehidupan manusia tidak semata-mata dikuasai oleh naluri, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh perkembangan akal pikiran atau budayanya. Manusia menjadi satu kesatuan utuh dengan alam lingkungan yang dilengkapi oleh kemampuan budaya dalam menggali, mengolah, memanfaatkan, dan mengolah alam lingkungan sebagai sumber daya. Ketuhan manusia itu bukan hanya pada sosok jasmaninya seperti makhluk hidup lainnya, melainkan meliputi juga aspek ahlak, moral, dan tanggung jawab sebagai kholifah di muka bumi.jangan justru sebaliknya, sebagai mahluk hidup yang termuda keberadaannya malah menjadi factor pemacu kerusakan alam dengan sumber dayanya.  Disinilah letak kewajiban keterpaduan antara pendidikan intelektual dengan pendidikan keterampilan dan pendidikan umum (agama, nilai, etika).

3. Memahami manusia sebagai Suatu Dinamika
            Manusia yang eksistensinya sekitar satu atau dua juta tahun terakhr. Dari 4,8 milyar tahun umur bumi, dari satu milyar kehidupan pertama. Dapat dikatakan usia umat yang dinamakan manusia itu relative sangat muda. Meskipun demikian, seperti telah berkali-kali diketengahkan, telah membawa perubahan ruang dimuka bumi sangat berbeda dari kurun-kurun sebelumnya. Landasan utamanya karena manusia mendapatakan dari alkhalik dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup lainnya.
Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam. Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS.Al-Isra:70).
Seperti telah sama-sama hayati, kelebihan kita manusia dari makhlu hidup lainnya, yaitu karunia al akli, akal pikiran berkembang dan dapat dikembangkan. Manusia dapat mendidik diri sendiri, dan secara sengaja ia juga dapat dididik , sehingga kemampuan intelektualnya semakin berkembang. Sedangkan hewan, sekalipun hewan yang dikatakan paling cerdas ia tidak dapat dididik, melainkan dilatih. Oleh karena itu, umat manusia dengan akal pikiran dan kebudayaannya senantiasa mengalami perkembangan serta kemajuan. Dengan demikian, tepat apa yang dikemukakan oleh Prof. Drijarkara (1969:44-45) sebagai berikut:
Manusia adalah suatu dinamika. Dinamika ini tidak pernah berhenti, melainkan tetap aktif. Dinamika manusia inilah yang memadukan manusia dengan sesamanya dan dengan dunia lingkungannya. Dianamika akan tetap tumbuh, berkembang selama masa hidupnya.
            Untuk mengimbangi tuntutan dinamika yang melekat pada diri manusia,secara pribadi atau melalui kelembagaan, manusia melakukan pengembangan yang dikenal sebagai pengembangan SDM (Humans resources Development). Sedangkan menurut istilah Garis-garis besar Haluan Negara dikonsepkan sebagai “pembangunan manusia seutuhnya”. Ungkapan-ungkapan dinamika manusia itu ternyata pada penjelajahan ruang, baik itu dilakukan secara individual ataupun secara kelompok dalam bentuk migrasi. Dalam bentukmencapai kedudukan yang lebih tinggi, baik vertical maupun horizontal seperti pada mobilitas social. Perilaku-perilaku keruangan  (Spatial behaviour) tersebut merupakan dinamika manusia yang membawanya ketaraf kehidupan lebih baik.
            Melalui pendekatan sejarah dari waktu ke waktu, kita juga dapat mengungkapkan dinamika manusia dalam kelompoknya. Manusia meranjak dari masyarakat ekonomi meramu sederhana (simple foods gathering economics) ke masyarakat ekonomi cocok tanam dan pengembalaan (simple agriculture and pastoralism economics), selanjutnya ke masyarakat pertanian maju (advance agriculture economics),selanjutnya kemasyarakat industry (industrial societies) yang dicirikan oleh semakin canggihnya teknologi  Komunikasi. Tahap-tahap dinamika itu menurut Alvin Toffler (1980) dilukiskan sebagai perubahan-perubahan gelombang.
            Mulai sekitar 8.000 tahun sebelum masehi,terjadi perubahan dinamika dari masyarakat peramu ke masyarakat cocok tanam. Saat itu terjadi refolusi hijau (green Revolution) yang membawa perubahan tata cara kehidupan dari kehidupan pengembara (migratory) ke kehidupan menetap (sedentary). Perubahan kehidupan ini oleh Toffler diungkapkan sebagai gelombang pertama (the first wave). Pada abad XVII, tepatnya antara tahun 1650-1750, setelah ditemukan dan direkayasanya berbagai mesin yang menyebabkan makin meningkatnya proses industry, terjadi suasana yang dikenal dengan konsep “revolusi industry”, yang oleh Toffler disebut gelombang ke dua (the second wave). Kemajuan teknologi mesin makin memacu proses industry dan produksi. Dinamika ini juga menjadi salah satu landasan kemajuan dibidang kehidupan lainnya,khususnya dalam bidang ekonom. Landasan itu juga menjadi dasar kemajuan industry dan teknologi elektronik. Sedangkan kemajuan dibidang elektronik ini menjadi pemacu teknologi komunikasi yang memperlancar informasi dari suatu kawasan ke kawasan lainnya,oleh karena itu pada abad ini terjadi perubahan yang sangat bermakna pada arus informasi tadi,sehingga terjadi apa yang disebut “revolusi informasi”yang oleh Toffler disebut gelombang ketiga (the third wave). Dinamika manusia yang demikian itu, akan terus berlangsung,yang kenyataannya sukar untuk dibendung;bahkan untuk kepentingan-kepentingan tertentu justru sangat diharapkan. Namun demikian dampak dan efek sampingnya yang bersifat negative,wajib kita waspadai.
            Demikian uraian singkat tentang hakikat manusia yang berbeda dengan mahluk-mahluk lainnya. Manusia merupakan suatu dinamika yang mempersatukan diri dengan sesamanya, Mengembangkan budaya, dan berinteraksi dengan alam lingkungan. Dinamika tadi disatu sisi menjadi landasan peningkatan kesejahteraan, namun disisi lain perlu diwaspadai dari dampak dan efek sampingannya dapat menimbulkan ATHG bagi manusia sendiri. Dinamika,proses social,dan aspek-aspek lain dari manusia ini akan menjadi pembahasan pada bab-bab selanjutnya. Oleh karena itu,pembahasan tentang hakikat manusiakita tutup dulu sampai disini. Hanya yang wajib menjadi perhatian bersama,yaitu mengenai kedudukan,fungsi,dan peranan pendidikan dalam melandasi dinamika manusia. Ini menjadi perhatian dan kepedulian kita semua.











PUSTAKA ACUAN           
AlQuran: Surat-surat Al Mumin, Al Baqarah,dan Al Isra

Drijarkara, Sj.,1969, Filsafat Manusia,Penerbit Yayasan Kanisius, Yogyakarta

Sekretariat Jenderal MPR RI, 1973,Ketetapan-ketetapan MPR RI 1973,Jakarta.

Storer, T.I., Usinger,R.L.,1957, General Geologi,McGraw-Hill Book Company, Inc.,New York.

Toffler,A.,1980, The third Wave,William Morrow Co., Inc., New York.     

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons