About

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Berpikir POSITIF, KRITIS, KREATIF,INOVATIF, SOLUTIF...berserah diri pada ALLAH SWT.

talk n think my Blog

Selasa, 23 Agustus 2011

MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF

Penerapan Dan Pengembangan Strategi Pembelajaran
IPS Mi Lingkup Materi Esensial
5

KEGIATAN BELAJAR 1
MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
A. Kompetensi Dasar
Mendiskripsikan model dan strategi pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan materi esensial Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) untuk siswa
B. Materi Pokok
1. Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
a. Pengertian Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
b. Ciri Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
c. Unsur Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
d. Macam-Macam Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
e. Manfaat Model dan Strategi Pembelajaran yang efektif
a. Materi Esensial IPS
b. Pengertian Materi Esensial
c. Ciri Materi Esensial IPS
d. Cara Penentuan Materi Esensial IPS
e. Contoh Materi Esensial IPS
2. Teknik Penentuan Model dan Strategi Pembelajaran Efektif Pada Materi Esensial
3. Pemetaan Model dan Strategi Pembelajaran Efektif IPS
C. Uraian Materi
1. Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
a. Pengertian Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
Model pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu model dan pembelajaran. Istilah model dalam kamus besar Bahasa Indonesia berarti pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Depdiknas : 2002). Sedangkan istilah pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut Permendiknas RI No 41 Tahun 2007 pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Model Pembelajaran menurut Azis Wahab (2007) adalah merupakan sebuah perencanaan pengajaran yang menggambarkan proses yang ditempuh dalam belajar-mengajar agar dicapai
perubahan spesifik pada perilaku peserta didik seperti apa yang diharapkan. Secara garis besar model mengajar adalah merupakan preskripsi strategi mengajar yang disiapkan untuk tujuan mengajar.
Arends (1997) menyatakan bahwa istilah teaching models (model-model pengajaran) memiliki karakteristik yang hamper serupa dengan teaching strategis (strategi pengajaran), teaching
methods (metode pengajaran) atau teaching principles (prinsip pengajaran).
Istilah model pengajaran menurut Arends (1997) dipilih karena dua alasan penting. Pertama konsep model menyiratkan sesuatu yang lebih besar dari pada strategi, model pengajaran mencakup pendekatan pengajaran secara keseluruhan yang luas dan bukan strategi atau teknik tertentu. Model pengajaran memiliki beberapa atribut yang tidak dimiliki berbagai strategi dan metode yang spesifik.
Kedua konsep model pengajaran berfungsi sebagai alat komunikasi yang penting bagi guru. Joice dan Well, 1972; Joice, Well dan Calhoun, 2004 dalam bukunya Arends telah mengklasifikasikan berbagai pendekatan pengajaran menurut tujuan instruksionalnya, sintaksisnya, dan sifat lingkungan belajarnya Atribut sebuah model menurut Arends adalah adanya basis teoritis yang koheren atau sebuah sudut pandang tentang apa yang seharusnya dipelajari dan bagaimana mereka belajar dan model merekomendasikan berbagai perilaku mengajar dan struktur kelas yang dibutuhkan untuk mewujudkan berbagai tipe pembelajaran
yang berbeda. Model pengajaran memiliki beberapa atribut yang tidak dimiliki berbagai strategi dan metode yang spesifik.
Selanjutnya Joice dan Well, 1872 dan Joice, Well dan Calhoun, 2003, dalam buku Arends menyebutkan bahwa masing-masing teaching model (model pengajaran lebih dari sekedar sebuah metode atau pendekatan tertentu). Model adalah sebuah perencanaan, atau pola yang bersifat menyeluruh untuk membantu peserta didik mempelajari jenis pengetahuan, sikap atau ketrampilan tertentu.
Berdasarkan pengertian istilah dalam kamus besar Bahasa Indonesia dan menurut pendapat sebagian ahli seperti: Azis Wahab, Arends, Joice dan Well tersebut diatas, pegertian model
pembelajaran adalah pola atau acuan perencanaan pembelajaran yang mencakup pendekatan yang luas dan menyeluruh berisi strategi, metode dan tehnik pembelajaran yang akan ditempuh dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.Selanjutnya akan dijelaskan pegertian strategi pembelajaran.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian strategi ada dua, yaitu (1) ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, (2) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Umar Hamalik (2005) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah keseluruhan metode dan prosedur yang menitik beratkan pada kegiatan peserta didik pada kegiatan belajar mengajar 8
untuk mencapai tujuan tertentu. Dick dan Carry dalam Hamzah B. Uno. menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Hamzah B. Uno,2007).
Dalam konteks pembelajaran, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal (Oumar Hamalik, 2005). Gropper mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa, setiap tingkah laku yang diharapkan dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya, harus dapat dipraktekkan (Hamzah B. Uno,2007).
Komponen Strategi Pembelajaran menurut Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu
(1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2) penyampaian informasi,
(3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5) kegiatan lanjutan (Hamzah B. Uno, 2007)
Hamzah Uno lebih lanjut menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran hendaknya berdasarkan kriteria sebagai berikut: (1) Orientasi strategi pada tugas pembelajaran, (2) relevan dengan isi materi pelajaran, (3) metode dan teknik yang digunakan, (4) media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indera pesrta didik secara simultan (Hamzah B. Uno, 2007).
Menurut muslih, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yg berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.(Mansur Muslich, 2007).
Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan
pembelajaran, yakni: (a) strategi pengorganisasian pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) strategi pengelolaan pembelajaran.
1) Strategi Pengorganisasian Pembelajaran
Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi,yang mengacu pada cara untuk membuat urutan dan mensintesis
fakta, konsep, prosedur dan prinsip yang berkaitan. Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi mikro dan strategi makro. Startegi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur atau prinsip. Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip.
Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih, menata urusan, membuat sintesis dan rangkuman isi pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan isi berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengacu pada penentapan konsep apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi mengacu pada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu konsep yang akan diajarkan. Pembuatan sintesis diantara konsep prosedur atau prinsip. Pembuatan rangkuman mengacu kepadam keputusan tentang bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsepnserta kaitan yang sudah diajarkan.
2) Strategi Penyampaian Pembelajaran.
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupkan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Fungsi strategi penyampaian pembelajaran adalah: (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2) menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk menampilkan unjuk kerja.
3) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pebelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3
(tiga) klasifikasi penting variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan, pembuatan catatan kemajuan belajar peserta didik,dan motivasi.
Komponen Strategi Pembelajaran menurut Dick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu (1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, (2)penyampaian informasi, (3) partisipasi peserta didik, (4) tes, dan (5)kegiatan lanjutan (Hamzah B. Uno, 2007)
Hamzah Uno lebih lanjut menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran hendaknya berdasarkan kriteria sebagai berikut: (1)Orientasi strategi pada tugas pembelajaran, (2) relevan dengan isi materi pelajaran, (3) metode dan teknik yang digunakan, (4) media pembelajaran yang digunakan dapat merangsang indera pesrta didik secara simultan (Hamzah B. Uno, 2007).
Menurut muslih, strategi dapat dikatakan sebagai pola umum yg berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal. Hal ini sesuai dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” yang disampaikan oleh Peter heal, seperti diagram berikut (Mansur Muslich, 2007).
Berdasarkan diagram tersebut dapat dipahami bahwa: (1)Apabila kita melakukan kegiatan membaca maka kita ingat 10% dari yang kita baca, (2) Apabila kita melakukan kegiatan mendengar maka kita ingat 20% dari yang kita dengar. (3) Apabila kita melakukan kegiatan melihat maka kita ingat 30% dari yang kita Iihat, (4) Apabila kita melakukan kegiatan melihat dan mendengar maka kita ingat 50% dari yang kita Iihat dan kita dengar, (5) Apabila kita melakukan kegiatan. mengatakan maka kita ingat 70 % dari yang kita katakan, (6) Apabila kita melakukan kegiatan mengatakan dan melakukan maka kita ingat 90 % dari yang kita katakan dan kita lakukan. Apa makna diagram tersebut bagi guru? Jika dalam pembelajaran di kelas guru hanya mengajar dalam bentuk ceramah yang berarti peserta didik hanya mendengarkan maka peserta didik hanya mampu mengingat 20 % dari apa yang didengarnya.
Sebaliknya, apabila guru dalam pembelajaran di kelas mengemas dalam bentuk peserta didik mengerjakan tugas-tugas kelompok dan melaporkan hasilnya maka peserta didik akan mampu mengingat sampai 90 % dari apa yang dikerjakan (secara berkelompok) dan dikatakan (dalam bentuk laporan lisan atau tulis) (Mansur Muslich,2007).
12
Berdasarkan diagram kerucut Pengalaman Belajar di atas, ketika akan menentukan strategi pembelajaran, harus berpikir dari bawah ke atas, bukan dari atas ke bawah sebagai berikut: (1) jenis strategi pembelajaran yang bisa memberikan peluang peserta didik untuk melakukan dan melaporkan, agar, dengan cara demikian, peserta didik akan memperoleh hasil secara maksimal (90 %); (2) Apabila tidak memungkinkan, barulah berpikir kearah tingkat diatasnya. “Strategi
pembelajaran apakah yang bisa memberikan peluang peserta didik untuk melihat sesuatu baik secara lisan maupun tulis ? Dengan strategi ini, peserta didik akan memperoleh hasil sekitar 70 %; (3) Apabila dengan strategi kedua tidak memungkinkan, barulah berpikir ke strategi ketiga, yaitu strategi pembelajaran yang bisa memberikan peluang peserta didik untuk melihat dan mendengar sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Dengan strategi ini, peserta
didik akan memperoleh hasil sekitar 50 % dari apa yang didengar dan yang dilihat; (4) Begitu seterusnya, sampai pada kemungkinan yang paling atas, yaitu hanya memberikan peluang peserta didik untuk membaca, karena "keterpaksaan". Sebab, hasil yang dicapai peserta didik hanyalah 10 % saja (Mansur Muslich, 2007).
Model menyiratkan sesuatu yang lebih besar dari pada strategi, model pengajaran mencakup pendekatan pengajaran secara keseluruhan yang luas dan bukan strategi atau teknik tertentu. Model pengajaran memiliki beberapa atribut yang tidak dimiliki berbagai strategi dan metode yang spesifik. Pendekatan berarti proses, cara, yang ditempuh untuk mendekati masalah pembelajaran yang berdasarkan suatu teori. Sedangkan strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai pola umum yang berisi rentetan kegiatan yang dapat dijadikan pedoman agar kompetensi sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Berdasarkan uraian tentang istilah model dan strategi tersebut diatas dapat dikatakan bahwa model dan strategi pembelajaran yang efektif berarti suatu model atau strategi yang bila diimplementasikan dalam proses pembelajaran akan membawa hasil atau member pengaruh bagi perkembangan peserta didik, sesuai dengan tujuan pembelajaran secara khusus atau tujuan pendidikan secara umum.
b. Ciri Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif
Ada tiga ciri khas dalam sistem pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik dalam bukunya kurikulum dan pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1) Rencana ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur – unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2) Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur “ system pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan”. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing masing memberikan sumbangannya
kepada sistem pembelajaran.
3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Seperti sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan (Oemar
Hamalik, 1995: 66)
Dalam pembelajaran seorang guru dapat merencanakan suatu  pembelajaran dengan menyajikan materi yang esensial sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu pembelajaran
yang efektif sangat diperlukan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran efektif adalah pembelajaran dimana peserta didik memperoleh keterampilan-keterampilan yang spesifik, pengetahuan dan sikap serta merupakan pembelajaran yang disenangi peserta didik. Intinya bahwa pembelajaran dikatakan efektif apabila terjadi perubahan-perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor (Reiser Robert, 1996).
14
1) Ciri-ciri pembelajaran efektif :
a) Aktif bukan pasif
b) Kovert bukan overt
c) Kompleks bukan sederhana
d) Dipengaruhi perbedaan individual peserta didik
e) Dipengaruhi oleh berbagai konteks belajar
2) Kriteria :
a) Kecermatan penguasaan
b) Kecepatan unjuk kerja
c) Tingkat alih belajar
d) Tingkat retensi (Reigeluth & Merril, 1989)
Dari ciri dan kriteria tersebut di atas dapat dilakukan dalam model dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran. Model pembelajaran efektif salah satu model yang digunakan untuk menyampaikan tujuan dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Lebih lanjut Ismail (2003) istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu :
1) Rasional teoritik yang logis disusun oleh perancangnya
2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara     berhasil
4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Sedangkan strategi pembelajaran yang digunakan dapat melibatkan interaksi antara guru dan peserta didik secara aktif dengan kecermatan penguasaan materi sehingga mudah tersampaikan
dipahami dan diterima oleh peserta didik. Dalam buku E. Mulyasa (2003) mengemukakan lima ciri yang harus diperhatikan dalam strategi pembelajaran yaitu :
1) Pembelajaran harus memperhatikan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh peserta didik
2) Pembelajaran dimulai dari keseluruhan (global) menuju bagianbagiannya secara khusus (dari umum ke khusus)
3) Pembelajaran harus ditekankan pada pemahaman, dengan cara: (a) menyusun konsep sementara; (b) melakukan sharing untuk memperoleh masukan dan tanggapan dari orang lain; dan (c)merevisi dan mengembangkan konsep.
4) Pembelajaran ditekankan pada upaya mempraktekan secara langsung apa-apa yang dipelajari.
5) Adanya refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, sebuah model dan strategi pembelajaran disebut efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Model dan strategi pembelajaran tersebut mampu menciptakan situasi yang sarat dengan stimulus dalam pikiran peserta didik.
2) Model dan strategi pembelajaran tersebut mampu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
3) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk melakukan kerja sama (kooperatif) dengan temannya.
4) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana aman kepada peserta didik untuk melakukan kesalahan sebagai sebuah tahapan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
5) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu menghubungkan antara apa yang diketahui atau dipahami oleh peserta didik dengan dunia nyata (kontekstual).
6) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif, inovatif, dan berpikir ilmiah peserta didik.
c. Unsur Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Kurikulum dan Pembelajaran, mengemukakan unsur – unsur pembelajaran yang efektif sebagai berikut :
1) Unsur dinamis pembelajaran pada diri guru
a) Motivasi pembelajaran peserta didik
b) Kondisi guru siap membelajarkan peserta didik
2) Unsur pembelajaran kongruen dengan unsur belajar
a) Motivasi belajar menuntut sikap tanggap dari pihak guru serta kemampuan untuk mendorong motivasi dengan berbagai upaya pembelajaran.
b) Sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada buku pelajaran, pribadi guru, dan sumber masyarakat.
c) Pengadaan alat-alat Bantu belajar dilakukan oleh guru, peserta didik sendiri, dan bantuan orangtua.
d) Menjamin dan membina suasana belajar yang efektif
e) Subjek belajar yang berada dalam kondisi kurang mantap perlu diberikan binaan. (Oemar Hamalik, 1995:68)
Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap pembelajaran,yaitu :
a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b) Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
a) Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
b) Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
c) Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
d) Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
d. Macam-Macam Model dan Strategi Pembelajaran yang Efektif Sebelum dijelaskan macam-macam model dan strategi pembelajaran efektif, akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian model dan strategi pembelajaran. Istilah “model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan pendekatan pembelajaran. Model pembelajaran
meliputi suatu model pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya dikembangkan oleh Bruce dan
koleganya (Joyce, Weil dan Shower, 1992).
Istilah model yang dipilih oleh Joyce, Weil, dan Showers digunakan untuk dua alasan penting. Pertama, istilah model mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, metode,
atau prosedur. Misalnya, problem based model of instruction (model pembelajaran berbasis masalah), meliputi kelompok-kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan masalah yang telah disepakati bersama. Dalam model ini, siswa seringkali menggunakan bermacammacam
keterampilan dan prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Jadi, satu model pembelajaran dapat menggunakan sejumlah keterampilan, metodologi dan prosedural, seperti merumuskan
masalah, mengemukakan pertanyaan, melakukan penelitian, berdiskusi dan memperdebatkan temuan, bekerja secara kolaboratif, menciptakan karya seni, dan melakukan presentasi. Kedua, model pembelajaran dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang
dibicarakan adalah tentang mengajar di kelas, mobil, atau praktek mengawasi anak-anak. Model pembelajaran dibedakan berdasarkan tujuan pembelajarannya, sintaksnya, dan sifat lingkungan belajarnya.
Penggunaan model pembelajaran tertentu memungkinkan guru dapat mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan bukan tujuan pembelajaran yang lain.
Lebih lanjut Ismail (2003) istilah Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu: (1) Rasional teoritik yang logis disusun oleh
perancangnya, (2) Tujuan pembelajaran yang akan dicapai, (3) langkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil dan (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Dalam model pembelajaran ada istilah Sintaks, yakni menggambarkan alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru dan siswa, urutan kegiatan-kegiatan tersebut, dan tugas-tugas khusus yang perlu dilakukan oleh siswa.
Sintaks dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen yang sama, tetapi pada tahap-tahap tertentu memiliki perbedaan. Komponen-komponen yang memiliki kesamaan adalah pada awal pembelajaran dan akhir pembelajaran. Pada awal pembelajaran semua model pembelajaran berisikan motivasi, mencuri perhatian siswa, menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, menjelaskan tentang tujuan pembelajaran, dan sebagainya. Sedangkan akhir pembelajaran berisikan pengambilan kesimpulan, refleksi yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Sedangkan, pada tahap kegiatan inti, memiliki perbedaan-perbedaan.
Demikian juga, setiap model pembelajaran memerlukan system pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Misalnya, model pembelajaran langsung memerlukan lingkungan fisik yang memungkinkan siswa dapat memperhatikan secara penuh dan dalam suasana menyenangkan yang dapat diatur sedemikian rupa. Sedangkan model pembelajaran kooperatif, memerlukan lingkungan fisik yang fleksibel yang meliputi tersedianya meja dan kursi yang mudah dipindahkan.
Arend dan para pakar pendidikan lainnya berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Guru harus menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang sangat beraneka ragam dan lingkungan belajar.
Guru harus mampu memilih mana model pembelajaran yang paling cocok untuk materi pelajaran tertentu. Tentu hal ini bisa dilakukan kalau seorang guru menguasai karakteristik, tujuan, langkah-langkah secara utuh setiap model pembelajaran yang berkembang saat ini.
Tidak cukup menguasai berbagai model pembelajaran, tetapi juga menguasai karakteristik, tujuan mata pelajaran tertentu yang diampunya. Dalam hal ini, guru IPS di Madrasah Ibtidaiyah
seharusnya menguasai dua hal tersebut, yakni model pembelajaran dan materi pelajaran IPS
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa inikator sebuah model dan strategi pembelajaran disebut efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Model dan strategi pembelajaran tersebut mampu menciptakan situasi yang sarat dengan stimulus dalam pikiran peserta didik.
2) Model dan strategi pembelajaran tersebut mampu memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
3) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk melakukan kerja sama (kooperatif) dengan temannya.
4) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu menciptakan suasana aman kepada peserta didik untuk melakukan kesalahan sebagai sebuah tahapan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
5) Model pembelajaran dan strategi pembelajaran tersebut mampu menghubungkan antara apa yang diketahui atau dipahami oleh peserta didik dengan dunia nyata (kontekstual).
Berikut ini adalah model-model dan strategi pembelajaran efektif yang dapat diimplementasikan dalam pembelajaran mata pelajaran IPS Madrasah Ibtidaiyah.
1) Model pembelajaran Langsung
Strategi pembelajaran langsung/ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa menguasai materi secara verbal. Roy Killen (1998) menamakan dengan istilah pembelajaran langsung.
Model pembelajaran langsung pada dasarnya merupakan turunan atau pengembangan dari teori pembiasan perilaku respons (operant conditioning) Frederic Skinner. Frederic Skinner pencetus teori pembiasaan perilaku respons merupakan penganut behavioris. Menurut Skiner bahwa tingkah laku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri (Muhibbin Syah, 2000 : 110). Teori- belajar hasil eksperimen Skinner secara prinsipal bersifat behavioristik dalam arti lebih menekankan timbulnya perilaku jasmaniah yang nyata dan dapat diukur.
Teori Skinner ini berdasarkan pada konsep bagaimana seseorang memberikan respon terhadap tugas dan umpan balik agar dapat lebih mudah dalam menerima materi pelajaran. Pembelajaran
langsung ini juga dikembangkan dari teori belajar sosial, khususnya pemodelan (modelling).
Menurut Albert Bandura dalam belajar yang dialami manusia sebagian besar diperoleh dari suatu pemodelan. Pemodelan adalah meniru perilaku dan pengalaman orang lain (Arends, 1997  : 69).
Dengan demikian, pembelajaran langsung adalah pembelajaran yang menghantarkan pemahaman pengetahuan baik deklaratif (konsep, prinsip, rumus, kaidah) maupun prosedural (bagaimana melakukan sesuatu) kepada peserta didik secara terstruktur dengan setahap demi setahap (step by step) dengan guru langsung bertindak sebagai model yang mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dikuasai peserta didik.
Menurut Bandura, ada 4 fase belajar dari model pembelajaran langsung, yaitu fase perhatian, fase retensi, fase produksi, dan motivasi (Arends, 1997 : 72). Dalam pengembangan model pembelajaran, teori belajar sosial ini paling banyak memberikan sumbangan terhadap pengembangan model pengajaran langsung.
2) Model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif sangat efektif untuk mencapai hasil belajar akademik. Disamping itu, CL juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Beberapa ahli
berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar.
Dalam banyak kasus, norma budaya anak muda sebenarnya tidak menyukai siswa-siswa yang ingin menonjol secara akademis.
3) Model Pembelajaranl Inkuiri Sosial
Para ahli pendidikan ilmu sosial mengadopsi strategi inkuiri yang kemudian dinamakan inkuiri sosial. Strategi inquiri berarti suatu rangkaian kegiatan kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyeidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya denga penuh
percaya diri. Sebagian ada yang berpendapat bahwa istilah inkuiri dengan mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat-sifat kehidupan sosial, terutama untuk melatih siswa agar hidup mandiri dalam masyarakattnya. Sasaran utama kegiatan pembelajaran pada strategi ini ialah:
a) Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional.
b) Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran
c) Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
4) Model Problem Based learning (PBL) atau Model Pembelajaran Berbasis Masalah Model Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah, metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis (Ricard Arends ).


Karakteristik Problem Based Learning (PBL) sebagai berikut: (1) driving question or problem, (2) interdisciplinary focus, (3)authentic investigation, (4) production of artifacts and exhibits,
and (5) collaboration. ( Ricard Arends ).
Untuk kepentingan kemudahkan dalam pemilihan model pembelajaran pada materi-materi esensial IPS MI, maka berikut akan diklasifikan model-model pembelajaran di atas berdasarkan
karakteristiknya yang menonjol, yaitu:
Untuk kepentingan kemudahkan dalam pemilihan model pembelajaran pada materi-materi esensial IPS MTs, maka berikut akan diklasifikan model-model pembelajaran di atas berdasarkan
karakteristiknya yang menonjol, yaitu karena beberapa alasan sebagai berikut .
1) Strategi pembelajaran langsung menghantarkan pemahaman pengetahuan baik deklaratif
(konsep, prinsip, rumus, kaidah) maupun prosedural (bagaimana melakukan sesuatu) kepada peserta didik secara terstruktur dengan setahap demi setahap (step by step) dengan guru langsung bertindak sebagai model yang mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dikuasai peserta didik.
2) Model pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Model Pembelajaran Kooperatif sangat efektif untuk mencapai hasil belajar akademik. Disamping itu, CL juga efektif untuk
mengembangkan keterampilan sosial siswa. Model ini tidak akan dibahas dalam modul ini karena telah dijelaskan pada modul-modul sebelumnya
3) Model Pembelajaranl Inkuiri Sosial
Strategi inquiri untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan sifat-sifat kehidupan sosial, terutama untuk melatih siswa agar hidup mandiri dalam masyarakatnya. Sasaran utama kegiatan pembelajaran pada strategi ini ialah: Keterlibatan peserta didik secara maksimal dalam proses kegiatan belajar. Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial emosional, Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pengajaran dan mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (selfbelief) pada diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri 4) Model Roll Playing (Bermain Peran)Sesuai dengan namanya model ini banyak berhubungan dengan peristiwa sejarah, tetapi juga cocok untuk belajar geografi dan ekonomi. Pemahaman terhadap nilai dan situasi di mana suatu peristiwa terjadi cocok menggunakan model bermain peran.
Model ini membantu masing-masing peserta didik untuk menemukan makna pribadi dalam dunia sosial mereka dan membantu memecahkan dilema pribadi dengan bantuan kelompok sosial.
5) Model Problem Based learning (PBL) atau Model
Pembelajaran Berbasis Masalah. dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir dan didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis . Dalam modul ini akan dikembangkan model Model Problem Based Instruction (PBI) Dengan demikian model pembelajaran yang akan dibahas, dikembangkan dalam modul ini adalah: Model pembelajaran Lanngsung, Cooperative Learning (CL), Model Problem Based Instruction (PBI), dan Model inkuiri sosial.
b. Manfaat Model dan Strategi Pembelajaran yang efektif Dengan mengimplementasikan model dan strategi pembelajaran yang efektif diharapkan akan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Akan tercipta situasi yang kondusif atau sarat stimulus multi sensori sehingga tercipta kondisi optimal untuk belajar peserta didik.
2) Peserta didik tidak hanya memiliki kemampuan menampung berbagai fakta ilmu pengetahuan, tetapi mampu mengkontruksi pengetahuannya sendiri sehingga pengetahuan tersebut akan
bermakna bagi kehidupannya.
3) Kemampuan kerja sama (kooperatif) peserta didik dengan temannya dalam proses pembelajaran meningkat.
26
4) Peserta didik akan memperoleh pengetahuan yang benar-benar bersentuhan dengan kehidupan praktisnya (kontekstual) sehingga ilmu yang diperoleh benar-benar melekat dan bermakna
5) Peserta didik akan memiliki image positif terhadap belajar, sebab kegiatan belajar bukan lagi kegiatan yang membosankan. Belajar adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan.
6) Peserta didik akan memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif, inovatif, problem solving, dan berpikir ilmiah.
7) Secara makro, implementasi model dan strategi pembelajaran efektif ini akan mendukung keberhasilan pencapaian kompetensi lulusan dan kualitas pendidikan pada umumnya sesuai amanat undang-undang.
2. Materi Esensial IPS Madrasah Ibtidaiyah
a. Pengertian Materi Esensial
Materi esensial mata pelajaran IPS Madrasah Ibtidaiyah adalah materi-materi IPS yang penting. Materi-materi tersebut dianggap penting karena sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
b. Ciri Materi Esensial IPS Madrasah Ibtidaiyah Setidaknya ada empat ciri materi esensial, yakni:
1) Sesuai SKL
Disebut materi esensial bila materi tersebut terdapat dalam SKL.
2) Keluar dalam Ujian
Disebut materi esensial bila materi tersebut sering keluar dalam ujian (UASBN).
3) Utama
Disebut materi esensial bila materi tersebut selalu ada (dominan) pada setiap semester ataupun selalu ada baik di tingkat MI, MTs,MA.

4) Keterpakaian
Disebut materi esensial bila memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Pendapat lainnya mengatakan bahwa ada empat ciri materi esensial,
yakni
1) Urgensi: SKL/indikator/materi yang secara teoretis, mutlak harus dikuasai oleh peserta didik.
2) Kontinuitas: indikator/materi lanjutan yang merupakan pendalaman materi sebelumnya.
3) Relevansi: diperlukan untuk mempelajari materi lain.
4) Keterpakaian: memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari.
c. Cara Penentuan Materi Esensial IPS Madrasah Ibtidaiyah
Materi esensial dapat ditentukan dengan menganalisis SK KD dan SKL. Dari analisis SKL dapat diperoleh materi-materi yang menjadi standar kelulusan. Setelah itu cari SK atau KD yang sesuai
dengan materi yang ditetapkan SKL tersebut. KD KD yang sesuai dengan SKL dapat dianalisis menjadi indikator-indikator pembelajarannya.
Berikut ini contoh cara menentukan materi esensial berdasarkan kriteria Urgensi (U), Kontinuitas (K), Relevansi (R), dan Keterpakaian (K) ditinjau dari Kompetensi Dasar (KD) dan Standar
Kelulusan (SKL).
Kelas IV Semester 1
KD
SKL
U
K
R
K
Keterangan

Membaca peta
lingkungan setempat
(kabupaten/kota,
provinsi) dengan
menggunakan skala sederhana

Mendeskripsikan
kenampakan alam di
lingkungan
kabupaten/kota dan
provinsi serta
hubungannya dengan
keragaman sosial dan
budaya

Menunjukkan jenis dan
persebaran sumber
daya alam serta
pemanfaatannya untuk
kegiatan ekonomi di
lingkungan setempat

Menghargai keragaman
suku bangsa dan
budaya setempat
(kabupaten/kota,
provinsi)

Menghargai berbagai
peninggalan sejarah di
lingkungan setempat
(kabupaten/kota,
provinsi) dan menjaga
kelestariannya

Meneladani
kepahlawanan dan
patriotisme tokohtokoh
di lingkungannya

Memahami sejarah,
Kenampakan alam, dan
Keragaman suku angsa di lingkungan
kabupaten/kota
dan provinsi

Mengenal
sumber daya
alam, kegiatan
ekonomi, dan
kemajuan
teknologi di
lingkungan
kabupaten/kota
dan provinsi

Menghargai
berbagai
peninggalan
dan tokoh
sejarah
nasional,
keragaman
suku bangsa
serta kegiatan
ekonomi di
Indonesia

Menghargai
berbagai
peninggalan
dan tokoh
sejarah
nasional,
keragaman
suku bangsa
serta kegiatan
ekonomi di
Indonesia
V








V









V










V
V








V









V










V
V








V









V










V
V








V









V










V
Materi
Esensial







Materi
Esensial









Materi
Esensial










Materi
Esensial

29
Standar Kelulusan (SKL).
1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi
3. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia
4. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia
5. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua
6. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan Negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam
7. Memahami peranan Indonesia di era global
3. Teknik Penentuan Model dan Strategi Pembelajaran Efektif Pada Materi Esensial
Teknik penentuan model dan strategi pembelajaran efektif pada materi esensial adalah dengan cara mengetahui terlebih dahulu karakteristik setiap model pembelajaran dan karakteristik materi
esensialnya. Setelah itu ditentukan model pembelajaran yang paling cocok dengan indikator atau materi esensialnya. Karena ada beberapa kesamaan pada masing-masing model yang dikembangkan pada modul ini, tentu sebuah indikator bisa digunakan beberapa model pembelajaran.
4. Pemetaan Model dan Strategi Pembelajaran Efektif IPS Madrasah Ibtidaiyah
5. Berikut ini contoh pemetaan model pembelajaran efektif untuk materimateri esensial IPS Madrasah Ibtidaiyah berdasarkan analisis terhadap SK, KD dan SKL.
Materi Esensial
Contoh Indikator
Model
Membaca peta
lingkungan setempat
( kab/kota, provinsi)
dengan
menggunakanan
sekala sederhana
1) Mengidentifikasi bentuk relief
permukaan bumi
2) Mengidentifikasi proses pembentuan
relief muka bumi
3) Mengidentifikasikan jenis batuan
penyusun kerak bumi
4) Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab
terjadinya gempa bumi.
5) Mendeskripsikan tentang proses
pelapukan,erosi dan sedimentasi
6) Mengidentifikasi dampak positif dan
negative tenaga endogen dan eksogen.
Pembelajaran Langsung








Kompetensi Dasar
Indikator
Model

Mendeskripsikan
kenampakan alam di
lingkungan Kab/Kota dan
Provinsi serta hubungan-nya
dengan keragaman sosial dan
budaya
- Mengidentifikasi ciri-ciri
kenampakan alam
- Mengidentifikasi manfaat
kenampakan alam.
- Mengidentifikasi ciri-ciri sosial dan budaya di Kab/Kota dan Provinsi Setempat.
- Mengidentifikasi peristiwa alam Gempa bumi
- Mengidentifikasi peristiwa alam Banjir.
- Mengidentifikasi peristiwa alam Gunung Api.
- Mengidentifikasi peristiwa alam Angin Topan.
- Mengidentifikasi pengaruhnya terhadap kehidupan sosial di kab/kota Setempat.

STAD
2.1 Mendeskripsikan
perjuangan para tokoh
pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan
Jepang
2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh
perjuangan dalam
mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
2.3 Menghargai jasa dan
peranan tokoh dalam
memproklamasikan
kemerdekaan
2.4 Menghargai perjuangan
para tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan
- Siswa mampu mendeskripsikan arti penting proklamasi kemerdekaan bagi bangsa indonesia
- siswa mampu mengenal tokoh-
tokoh penting dan perannya dalam
peristiwa sekitar proklamasi
kemerdekaan indonesiaan
- siswa mampu menentukan tempat
terselenggaranya proklamasi
kemerdekaan indonesia
- siswa dapat memahami manfaat
proklamasi kemerdeka an
indonesia
- siswa dapat memberi contoh cara
menghargai tokoh yang berperan
dalam proklamasi kemerdekaan
Bermain Peran
(Role Playing)


Kompetensi Dasar
Indikator
Model
Mengenal aktivitas ekonomi
yang berkaitan dengan
sumber daya alam dan
potensi lain di daerah.
• Menjelaskan bentuk-bentuk kegiatan
ekonomi di lingkungan Jawa Barat;
• Membuat daftar tentang kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam
setempat untuk kegiatan ekonomi;
Menjelaskan pengaruh kondisi alam
terhadap kegiatan ekonomi
Inkuiri Sosial

D. Rangkuman
Model dan strategi pembelajaran yang efektif adalah model dan strategi pembelajaran yang bila diterapkan dalam proses pembelajaran akan menjadikan peserta didik dapat: (1) berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran, (2) mengembangkan daya pikir ilmiah, (3) bekerja sama dengan
teman, (4) memecahkan masalah-masalah lingkungan, (5) mepresentasikan pengetahuannya kepada orang lain.
Model dan strategi pembelajaran yang efektif memiliki ciri-ciri yaitu:
Aktif, kreatif, interaktif, menantang, kooperatif dan menyenangkan. Modelmodel pembelajaran yang efektif antara lain adalah: Genius Learning (GL),Latihan Inkuari, Predict – Observe – Explain, Learning Cycle (LC) dan Science Technology Society. Model-model pembelajaran tersebut disamping bericirikan aktif, kreatif, interaktif, menantang, kooperatif, dan menyenangkan, juga terdapat unsur-unsur strategi seperti relating, elaborating, exploration, applying, transfering.
Materi esensial IPA adalah materi yang penting. Materi esensial dapat diketahui dari analisis SK KD dan SKL. Dari analisis SK KD dan SKL tersebut akan diperoleh materi-materi yang penting, dimana materi-materi tersebut sebagai dasar untuk melakukan uji kompetensi lulusan. Kisi-kisi soal diambilkan dari materi-materi esensial tersebut.
Penentuan model pembelajaran untuk materi esensial IPA MI ditentukan dengan mengetahui karakteristik menonjol pada masing-masing model pembelajaran dan karakteristik materi esensial, yang antara lain bisa dilihat pada indikatornya. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran yang memiliki karakteristik sama dengan indikator atau materi
esensial.
E. Latihan/tugas
Bersama kelompok saudara, analisislah SKL berikut ini: Memahami ciriciri dan penggolongan hewan dan tumbuhan, cara perkembangbiakan hewan dan tumbuhan, manfaat tumbuhan dan hewan bagi manusia serta upaya pelestariannya. Lalu analisislah SK dan KD. Tentukan materi-materi esensialnya, dan buat indikator-indikatornya. Setelah itu tentukan modelmodel pembelajaran yang sesuai.
F. Tes mandiri
Pilihlah jawaban-jawaban (a,b,c,d) yang paling tepat!
33
1. Berikut ini teori belajar yang menjadi landasan pengembangan model pembelajaran yang efektif …
a. Konstruktivisme
b. Tabularasa
c. Behaviorisme
d. Koneksionisme
2. Berikut ini bukan termasuk ciri-ciri pembelajaan yang efektif …
a. aktif
b. kreatif
c. interaktif
d. selektif
3. Perhatikan pernyataan berikut ini:
1) siswa melakukan eksperimen
2) siswa hanya menerima apa kata guru
3) siswa menyimpulkan hasil eksperimen
4) siswa hanya besenang-senang dalam belajar
5) siswa rileks ketika pembelajaran berlangsung
Yang termasuk pembelajaran yang efektif adalah sebagai berikut:
a. 1), 2), 3), 4)
b. 1), 3), 5)
c. 2), 3), 4)
d. 2), 4), 5)
4. Siswa melakukan pencarian terhadap informasi untuk menjawab sebuah masalah. Kegiatan siswa tersebut disebut ..
a. elaborasi
b. eksplorasi
c. konfirmasi
d. evaluasi
5. Model pembelajaran berikut yang cukup menonjol orientasinya pada melatih berpikir ilmiah pada siswa adalah …
a. BBL
b. LI
c. CL
d. DI

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Laundry Detergent Coupons